19


Minggu dini hari, 19 tahun lalu. Di tengah lelap tidur, seorang perempuan membangunkan lelaki di sebelahnya. Pria yang menikahinya dengan sederhana. 

“Bangun,” bisiknya

Perempuan itu memegang perutnya yang kian memberat. Ia tengah mengandung. Usia kandungan sudah memasuki kalender melahirkan. 

Lelaki yang berbaring di sebelahnya terjaga. Sejeda kemudian, ia kembali terlelap. Lelah benar-benar mendera tubuhnya. 

“Bangun,” kembali perempuan itu membangunkannya. “Sepertinya anak kita mau lahir.”

Lelaki itu tersentak. Tanpa was wes wos, ia bergegas mengeluarkan motornya menuju rumah praktik bidan yang terpisah satu blok dengan rumah kontrakan. 

“Bu, istri saya mau melahirkan. Bisakah ke rumah,” kata lelaki itu begitu wajah bu bidan nongol dari balik pintu. 

“Apa masih bisa di bawa ke sini? Kalau bisa, bawa ke sini saja.” 

“Baik, bu.” Lelaki itu bergegas balik ke rumah. 

Sepuluh menit kemudian, lelaki itu sudah kembali ke praktik bidan membawa istrinya yang menahan sakit. 

“Sudah lahir. Perempuan. Silakan masuk. Selamat ya,” Bidan Nurjanah Djeman mengabari setelah perempuan tadi melahirkan. 

Minggu pagi itu hujan pun turun dengan lembut. Ia menyambut perempuan kecil yang hari ini usianya memasuki 19 tahun. 

Tetapi, tak ada tart dan lilin yang kita tiup tahun ini. Peluk dan ucapan selamat untuk tanggal lahirmu. 

Jalan kita masih panjang. Hadapi kerasnya dunia. Senyumlah pada semesta. Ia akan merestuimu. 


Sudut Tembawang

12 Juni 2024

LihatTutupKomentar
Cancel