Kepada Seorang Ibu yang Bernama Ombon

Kepada, Seorang, Ibu, yang, Bernama, Ombon, seorang ibu, bernama ombon, ibu yang bernama ombon, kepada seorang ibu, seorang bernama, bernama ombon,

Memandang wajah Ombon
Seperti menyelami samudera sejarah
Perjalanan sebuah kaum pengembara
Membawa kaki-kaki menelurusi belantara
Menapaki riwayat panjang gelombang
perpindahan orang-orang
dari satu rimba ke rimba lainnya

Ombon tak tahu kapan pastinya ia lahir
Pada masanya penanggalan
bukanlah sesuatu yang penting
Begitu juga tempat kelahiran
Ombon hanya tahu
Sarang peranak ditanam
di bawah durian parokng
Tak jauh dari tepian sungai rentawan
Sungai yang menjadi kompas
dalam riwayat panjang pengembaraannya

Ombon kecil hidup sebagai pengembara
Menapaki batu-batu cadas,
curam-curam yang siap meregang nyawa
Menelurusi aliran Sungai Rentawan
dengan riam-riam bergemuruh
Menaiki bukit-bukit dengan pepohonan besar
yang kadang sudah lapuk
Berjumpa hewan-hewan pemangsa
bila rombongan pengembara lengah

Singgah pada gua-gua kelelawar yang dingin
Tidur tak pulas karena rangit mendesau di telinga
Tak ada waktu untuk Ombon kecil bermain
Hari-harinya habis untuk melintasi rimba belantara
Jangan tanya juga, kapan Ombon remaja jatuh cinta
Baginya cinta hanya sebuah perjalanan mengembara

Menatap wajah Ombon
Bagai menatap catatan sejarah kehidupan masa lalu
Sejarah kegembiraan, sekaligus kelam bagi suku pengembara
Suku yang berpindah dari satu hutan ke hutan lainnya
Mencari makna hidup, dan kemudian mencatatkan sejarah

Menatap wajah Ombon
Seperti membaca roman kehidupan yang menggetarkan
Roman yang ditulis dengan empati
Guratan di wajah Ombon adalah tiap alenia dari roman itu
Kerutan di kelopak matanya adalah barisan kata-kata dari kehidupan

Dan,
Pada satu titik perziarahan Ombon berakhir
Ia menyerah pada rabun yang tak bisa ditolak
Ia berangkat menuju dimensi lain
Melanjutkan kisah pengembaraannya
pada belantara keabadian
Tapi Ombon meninggalkan satu kisah
Kisah kesetiaan pada sejarah yang ia catat dalam kehidupannya
Sejarah yang tak akan berulang, juga tidak berpulang

Angan Tembawang, Mei 2011
Untuk ibu yang sudah 
berangkat ke dimensi lain

LihatTutupKomentar