Maaf Aku tak Bisa Memberimu Cinta yang Romantis

aku, tak, bisa, memberimu, cinta, yang, romantis, kau, kamu, senja,

Aku bukanlah seseorang yang romantis. Seseorang yang tak bisa memberimu coklat dan bunga. Aku mencintaimu agar kau bisa melengkapi kekurangsempurnaanku. Itu aku. Cinta yang kuberikan padamu tidak bertepi.


Maafkan aku yang tak bisa menyuguhkan hal-hal romantis bagimu. Aku hadir ke dalam hidupmu dengan apa adanya, dengan cara yang sederhana. Tak kelebihan dariku yang bisa kuberikan padamu. Justru aku membawa segenap kekurangan agar kau bisa melengkapinya. Aku merasa lebih sempurna jika bersamamu. Tapi aku bukan seseorang yang romantis. Jika kau menginginkan itu, aku sangat menyesal tak bisa mewujudkannya. Aku hanya perlu keyakinanmu bahwa memilihku sebagai takdirmu bukan untuk disesali. Inilah anugerah yang kau terima dari segenap kekurangsempurnaanku.

Sebenarnya aku telah berusaha untuk menghadirkan segala hal yang romantis untukmu. Kerap aku mendengar lagu-lagu sentimentil. Menelisik kalimat-kalimat puitis pada puisi-puisi cinta yang meluruhkan perasaan. Kadang menonton film-film tentang cinta dan kerinduan. Aku begitu kagum pada cara-cara mereka menghadirkan romantisme. Ya, hanya sebatas kagum. Aku tak bisa menghadirkannya untukmu seperti pada bait puisi, lirik lagu, dan alur cerita film tentang cinta.

Banyak novel yang kubaca. Begitu juga cerpen, roman, bahkan kata-kata mutiara cinta yang romantis. Semua itu hanya terlintas saja. Musnah setelah tak lagi membacanya. Aku tetap tak bisa menyerapnya untuk kubawa ke hadapanmu. Sungguh, aku seorang pecundang untuk hal-hal yang romantis. Padahal aku sudah berjuang dengan cara-caraku sendiri. Tak jarang teman-teman memberiku nasihat agar lebih romantis pada seseorang yang dicintai. 

Sekali lagi, aku tetap tidak bisa. Beginilah aku. Seseorang yang tidak romantis. Aku hanya lahir untuk mencintai kamu dengan apa adanya, dengan caraku sendiri: sederhana.

Aku segala gagal untuk menjadi seseorang yang romantis. Aku tak bisa memberikan bunga atau coklat ketika kau berulangtahun. Aku juga tak bisa membacakan puisi-puisi cinta, seperti halnya WS Rendra atau Sapardi Djoko Darmono. Aku bahkan tak bisa memindahkan senja menjadi tulisan romantis, seperti halnya Seno Gumira Ajidarma dengan Sepotong Senja untuk Pacarku. Aku juga tak bisa mengirim surat cinta bersampul biru muda padamu. Kata-kata indah yang kurangkai di otak, selalu gagal kutuangkan menjadi sebuah surat untukmu. Kuakui aku gagal untuk semua itu. Aku hanya seseorang yang tampil apa adanya. Tidak lebih. Tak bisa tampil klimis di setiap waktu.

Pada akhirnya, aku menyerah untuk hal-hal yang romantis itu. Biarlah aku tetap begini. Apa adanya. Bukankah hubungan yang romantis itu tidak selalu ditunjukkan dengan sesuatu yang romantis? Bukankah mencintaimu dengan tulus lebih romantis daripada keromantisan itu sendiri? Bukan keharusan mengukur keromantisan itu dengan perilaku romantis yang kita tunjukkan pada banyak orang. Bagiku, romantis itu menerima kamu apa adanya, memperlakukanmu sebagai layaknya seseorang yang sangat mulia.

Sekali lagi, maafkan aku yang tidak romantis ini. Mungkin sudah menjadi takdirku, yang tidak bisa membahagiakan banyak orang, termasuk kamu. Tetapi, yakinlah padaku bahwa cintaku padamu tak bertepi. 

--Senja dan Cinta yang tak Pernah Tiba

LihatTutupKomentar
Cancel