Robert Prevost Ternyata Sudah Diramalkan Menjadi Paus Saat Berusia 6 Tahun Oleh Tetangganya


Sejarah baru tercatat dalam gereja Katolik. Robert Francis Prevost resmi terpilih sebagai Paus Leo XIV, pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, setelah melalui proses konklaf yang penuh ketegangan. 

Peristiwa bersejarah ini terjadi pada Jumat, 9 Mei 2025, waktu Indonesia, saat asap putih muncul dari cerobong Kapel Sistina, menandakan bahwa keputusan telah diambil.


Paus Leo XIV, yang sebelumnya dikenal dengan nama Robert Prevost, kini mengambil tongkat estafet kepemimpinan dari Paus sebelumnya. 


Keberhasilannya dalam terpilih sebagai paus ke-267 ini menjadi sorotan global, terlebih dengan cerita menarik di balik perjalanannya menuju takhta kepausan.


Keajaiban Ramalan yang Terbukti


Fakta mengejutkan terungkap di balik terpilihnya Paus Leo XIV. Ternyata, jauh sebelum ia menjabat, sudah ada ramalan yang menyebutkan bahwa Robert kecil akan menjadi Paus. 


Ramalan tersebut datang dari seorang tetangga wanita di kampung halamannya, Chicago, Amerika Serikat, ketika Robert masih berusia enam tahun. Sang tetangga mengatakan bahwa anak ini kelak akan menjadi pemimpin tertinggi umat Katolik.


“Ramalan itu selalu menjadi cerita keluarga, tapi siapa yang bisa percaya? Kini, saya tak bisa berkata apa-apa, karena adik saya benar-benar terpilih,” ujar John Prevost, kakak kandung dari Paus Leo XIV, dalam wawancara eksklusif.


Proses pemilihan Paus Leo XIV berlangsung dengan penuh emosi. Pada hari kedua konklaf, setelah beberapa putaran, Robert Prevost berhasil mendapatkan suara mayoritas pada putaran ketiga. 


Keputusan tersebut disambut dengan sorak sorai dan doa syukur oleh umat Katolik di seluruh dunia, yang menyaksikan proses tersebut dengan penuh harap.


Asap putih yang muncul dari cerobong Kapel Sistina menjadi simbol resmi bahwa pemilihan Paus baru telah selesai. 


Para kardinal yang hadir dalam konklaf terlihat terharu dan penuh harapan, menyadari bahwa pemimpin baru ini akan membawa perubahan besar bagi Gereja Katolik.


Paus Leo XIV dikenal bukan hanya sebagai seorang tokoh agama, tetapi juga sebagai individu yang menguasai banyak bahasa. Poliglot dan pemikir cemerlang, ia mendapatkan penghormatan tidak hanya di kalangan umat Katolik, tetapi juga di dunia internasional. 


Dikenal dengan sikapnya yang lembut, Paus Leo XIV disebut sebagai Paus soft-spoken yang membawa pendekatan baru dalam memimpin gereja.


Keputusan terpilihnya Paus Leo XIV membawa harapan baru bagi umat Katolik yang ingin melihat Gereja Katolik lebih inklusif dan berpihak pada mereka yang membutuhkan. 


Terpilihnya Paus yang memiliki latar belakang sosial dan bahasa yang kuat ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Gereja Katolik semakin terbuka terhadap berbagai perspektif.[*]

LihatTutupKomentar
Cancel