Sepakat di Bonaventura
Sepakat, bonaventura, asrama, asrama sepakat, asrama bonaventura, bruder mtb, mahasiswa,
Ini kali keempat saya berkunjung ke asrama Sepakat II, yang sekarang bermetamorfosis menjadi Asrama Bonaventura, setelah meninggalkan tempat itu pada 2004. Ini menjadi kali kedua yang dilakukan untuk mengikuti perayaan ulang tahun asrama itu.
Tahun lalu, ketika usia asrama itu pada angka 30, ada reuni yang pertama kalinya. Yang datang cukup ramai. Setidaknya alumni sudah meluangkan waktu untuk sekadar nostalgia kehidupan masa lalu, di tengah kesibukan mencari penghidupan.
Tentu banyak perubahan pada diri alumni. Terutama pada fisiknya. Rerata memiliki bentuk tubuh yang berisi, bahkan cenderung tambun. Dan, tentu juga usia yang menua. Hal yang tak mungkin dilawan. Yang masih sama adalah solidaritas atas kesamaan nasib masa lalu.
Nah, pekan lalu pada 15 Mei 2016, saya kembali berkunjung ke asrama yang pernah menjadi tempat menempa mental dulu. Kali ini, asrama memasuki using ke-31. Bertambah satu tahun dari tahun reuni lalu. Tapi tak ada reuni tahun ini. Harap maklum saja, kalau tiap tahun reuni, kan menjadi hal yang aneh. Acaranya hanya syukuran secara internal saja.
Saya dihubungi anak asrama agar berkenan hadir dalam syukuran sederhana itu. Saya bilang akan datang. Menurut mereka, ada beberapa alumni yang diajak serta perayaan itu, terutama yang domisili Pontianak. Tapi, pada harinya, hanya saya dan Bunau yang datang. Tentu saja semua maklum, para alumni bukannya tak mau datang, tapi kesibukan mereka jelas menjadi halangan, sebab ada juga yang berada di luar kota.
Saya sengaja datang membawa dua pengawal kecil, Vanessa dan Pedagi. Saya ingin mereka melihat tempat bapaknya dulu tinggal. Saya bebaskan mereka bermain karena asrama sudah memberikan ruang untuk anak-anak bermain. Itu terlihat dibangun satu taman bernama Taman Kutilang.
Syukuran hari itu dimulai dengan misa, yang juga bertepatan dengan hari Pentakosta. Miss dipimpin oleh Pastor Orlando, seorang pastor dari Mexico. Kapel di komplek asrama cukup berisi. Ada koor juga, bahkan tarian yang dipersembahkan oleh anak-anak Asrama Petrina, karibnya asrama sepakat.
Usai misa, ada syukuran di aula. Ada makan siang. Ini acara yang paling ditunggu. Maklum sudah tengah hari, saat yang tepat menjejali perut dengan makanan bergizi. Hal yang jarang kami temui dulu. Setelah itu, ada beberapa acara seremonial dan pentas seni.
Pada ujung acara, saya memberikan satu buku untuk menambah koleksi perpustakaan. Buku berjudul, "Ombon; Perempuan Pengembara" itu memang sudah saya siapkan sebagai satu hadiah. Ini buku kesebelas yang saya berikan. Ketika reuni tahun lalu, saya serahkan 10 buku. Tentu saja buku itu tidak ada apa-apanya dibanding jasa asrama itu kepada saya.
Ah, cukuplah ya. Nanti lagi nyambung ceritanya.
Oh ya, foto saat menyerahkan buku yang diambil dari laman fesbuk William Jun.
Pontianak, 19 Mei 2016
Budi Miank
Budi Miank