Aku Menyukai Semua Hal Tentang Kamu

Semua hal tentangmu aku suka. Bukan hanya matamu. Bukan juga hanya kerling sudut matamu. Apalagi saat kamu tersenyum. Ada lesung pipi yang membuat wajahmu terlihat emakin manis. Kadang aku cemburu jika melihat matamu. Banyak orang yang bisa jatuh cinta jika memandang matamu.
 
Pernah kau bertanya: mengapa aku begitu menyukai senja?

Aku tak bisa menjawab dengan detail dari pertanyaanmu itu. Aku suka senja karena memang aku suka. Aku juga tak pernah memikirkan alasannya. Aku hanya suka saja. Entahlah. Mungkin warnanya yang berbeda unik. Mungkin juga waktunya yang pendek. Bisa juga karena ia mempersiapkan gelap bagi semesta yang sudah terpapar terik matahari. Ada seribu satu alasan mengapa seseorang seperti aku begitu menyukai senja.

Sementara aku tak pernah bertanya, mengapa kau juga menyukai senja. Bukan karena aku tak ingin mendengar alasan yang lebih rinci darimu. Tetapi, aku hanya ingin melihat kerling matamu saja. Sudut matamu sama indahnya dengan warna jingga pada ufuk barat saat senja tiba. Begitu juga bola matamu. Itulah sebabnya aku selalu urungkan niat untuk bertanya padamu tentang senja yang kau sukai itu.

Sama seperti aku menyukai senja dan warna jingganya, aku juga selalu suka matamu yang teduh itu. Ada ketenangan dalam jiwaku bila mampu menyelami dalamnya keteduhan di matamu. Helai rambut ikalmu yang kadang menutup matamu, kerap menggodaku agar lebih sabar untuk melihat keteduhan itu.

Jika sudah menatap matamu, aku lupa bila senja sebentar lagi berlalu. Aku lupa bahwa malam sebentar lagi tiba. Matamu selalu melahirkan energi baru bagiku, yang seharian berkutat dengan rutinitas pekerjaan. Lelahku terobati bila memandang lebih dalam pada matamu itu. Semakin aku menatap matamu, semakin aku jatuh cinta.

Itu sebabnya aku selalu menunggumu di dermaga ini. Menunggumu dan senja yang selalu menepati janji. Itu juga yang membuatku semakin rindu padamu. Matamu memang menyimpan sejuta pesona. Indah dan menyejukan. Begitulah aku menyukaimu dengan memandang matamu. Sunggu aku tak mau kehilangan hari-hari bersamamu. Karena aku selalu ingin menatap matamu.

Semua hal tentangmu aku suka. Bukan hanya matamu. Bukan juga hanya kerling sudut matamu. Apalagi saat kamu tersenyum. Ada lesung pipi yang membuat wajahmu terlihat semakin manis. Kadang aku cemburu jika melihat matamu. Banyak orang yang bisa jatuh cinta jika memandang matamu. Aku salah satunya. Wajarlah bila aku khawatir. Aku takut ada orang lain, yang jauh lebih baik dariku, yang jatuh cinta padamu. Jika itu terjadi, maka sia-sialah perjuanganku selama ini. Sia-sialah senja dan dermaga yang setia menungguku untuk menikmati jingga di kaki langit. Aku takut kehilanganmu. Aku baru saja bertemu kamu, lalu jatuh cinta. Aku tak ingin kehilangamu lebih cepat. Asaku akan terbang terbawa angin bila kau tak lagi menemuiku di dermaga kecil ini.  

Budi Miank | 301216
LihatTutupKomentar