Akulah Seseorang yang Selalu Memelukmu Erat
Untuk kamu yang begitu mudah terharu. Kamu yang selalu mengajakku untuk menikmati senja temaram. Jika satu hari nanti, kamu memutuskan untuk pergi, kenanglah aku sebagai seseorang yang pernah singgah di dermaga hatimu. Begitu juga aku, akan terus menyimpan berjuta kenangan yang pernah kita lukiskan pada langit. Akan kutuliskan jejak-jejak yang terpijak pada jalan kenangan itu. Aku pastikan panas, angin, debu, bahkan hujan tak sanggup menghapus semua itu.
Setiap waktu akan kusapu dedaunan yang menutupi jejak pada tapak cinta itu. Mereka tak boleh mengganggu. Ada laskar cinta yang kusiapkan untuk menjaga semua itu. Apa yang aku lakukan ini agar kenangan kita tak lamur, bahkan oleh jamur sekalian pun.
Ketika kau pergi, aku tak bisa memikirkan apapun tentangmu. Cukup bagiku untuk mengenang apa saja yang pernah terjadi. Aku adalah orang yang pernah memelukmu erat. Aku adalah orang yang kerap menjadi teman curhatmu ketika ada badai di hatimu. Aku selalu mendengarkanmu. Itu caraku peduli padamu. Sebuah caraku mencintaimu.
Jika nanti ketika kamu pergi tidak menerima kebahagiaan, datanglah padaku. Jika kamu ingin menangis, datanglah dengan air matamu. Ceritakan padaku tentang semua yang pernah dan akan terjadi. Percayalah, akulah orang yang bisa mengerti dirimu. Sampai kapan pun.
Mungkin saja peluk eratku tak sehangat mentari senja di dermaga. Bisa jadi, apa yang aku ucapan ketika menjawab tanyamu tak bisa menghapus air matamu. Tetapi, aku hadir di sini. Bersamamu. Menjalani hari-hari yang penuh warna warni. Menikmati senja yang singkat dan mengarungi malam yang penuh gemintang.
Ketika nanti akhirnya kamu pergi, tak banyak yang bisa kukatakan padamu. Aku hanya bisa ucapkan kata maaf saja. Terlalu banyak salah yang kulakukan selama bersamamu. Terlalu sering aku menyakiti hatimu, bahkan hingga meluruhkan air matamu.
Aku tak ingin kamu pergi dengan dendam. Kamu juga tahu, pergi dengan dendam tak membuat seseorang bahagia. Pergilah dengan senyum, dengan cinta yang masih terpatri di hati. Biar pun cinta yang sakit. Tetapi kamu boleh pergi dengan cinta yang lelah. Jika nanti kau kembali, datanglah padaku. Aku selalu menunggumu. Datanglah dengan senyum, dengan cinta yang bisa kau pesan pada senja. Pintu hati ini akan terbuka untukmu. Kapan pun kau ingin.
Begitulah aku, yang tetap menyimpan cinta padamu. Hingga kau tak bisa lagi melihatku pada hidupmu. Mungkin kita akan bertemu pada ruang dan dimensi yang berbeda. Lalu, kita bisa luruh bersama senja pada dimensi itu.(*)
--Senja dan Cinta yang tak Pernah Tiba